MAKALAH - PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK BUMI


PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK BUMI
I.     PENDAHULUAN
Kelangkaan bahan bakar minyak, yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia yang signifikan, telah mendorong pemerintah untuk mengajak masyarakat mengatasi masalah energi bersama-sama. Penghematan telah kita gerakkan sejak dahulu karena pasokan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi adalah sumber energi fosil yang tidak dapat diperbarui (unrenewable), sedangkan permintaan naik terus, demikian pula harganya sehingga tidak ada stabilitas keseimbangan permintaan dan penawaran. Salah satu jalan untuk menghemat bahan bakar minyak (BBM) adalah mencari sumber energi alternatif yang dapat diperbarui (renewable).
Firman Allah SWT dalam surat Al Jatsiyah ayat 13:
وَسَخَّرَلَكُم مَّافِيالسَّمَاوَاتِوَمَا فِيالْأَرْضِجَمِيعًامِّنْهُإِنَّ فِيذَلِكَلَآيَاتٍلَّقَوْمٍيَتَفَكَّرُونَ
Artinya:
“Dan Allah telah menjadikan sumber daya alam dan lingkungan sebagai daya dukung lingkungan bagi kehidupan manusia. Yang demikian hanya ditangkap oleh orang-orang yang memiliki daya nalar memadai.” (QS Al Jatsiyah:13).
Sebenarnya sumber energi alternatif cukup tersedia. Misalnya, energi matahari di musim kemarau atau musim kering, energi angin dan air. Tenaga air memang paling banyak dimanfaatkan dalam bentuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA), namun bagi sumber energi lain belum kelihatan secara signifikan. Energi terbarukan lain yang dapat dihasilkan dengan teknologi tepat guna yang relatif lebih sederhana adalah energi biogas, energi bioetanol dan solar.
II.  RUMUSAN MASALAH
1.        Apa pengertian energi alternatif?
2.        Apa saja bentuk-bentuk energi alternatif dan sumber-sumber energi alternatif?
3.        Bagaimana pemanfaatan energi alternatif sebagai energi pengganti minyak bumi?
III.   PEMBAHASAN
1.        Pengertian Energi Alternatif
Energi alternatif merupakan istilah yang digunakan untuk semua energi yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional. Hal ini merujuk pada teknologi untuk menghasilkan bahan bakar selain fosil/ minyak bumi karena minyak bumi merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbarui.
Adapun kriteria-kriteria energi alternatif adalah:
-          Dapat digunakan berulang-ulang
-          Jumlahnya berlimpah
-          Pengolahannya tidak merusak alam
-          Tidak berbahaya, aman, serata tidak menimbulkan berbagai penyakit akibat pengolahan/penggunaanya.
-          Ramah lingkungan
2.        Macam Sumber-Sumber Energi Alternatif
Sumber daya energi dapat dibagi dalam:
1.    Sumber daya energi hayati
2.    Sumber daya energi surya
3.    Sumber daya energi air
4.    Sumber daya energi laut
5.    Sumber daya energi angin
6.    Sumber daya energi nuklir
7.    Sumber daya energi bahan fosil
8.    Sumber daya energi panas bumi[1]
Energi alternatif pengganti minyak bumi diantaranya meliputi elpiji, solar, biofuel, hidrofuel, biomassa, biogas, meatanol, bioetanol, campuran spirtus dan sebagainya.
A.      Biogas
Kotoran hewan dapat digunakan sebagai kompos untuk memupuk tanaman atau membuat biogas yang berguna sebagai bahan bakar. Biogas cocok dikembangkan di daerah-daerah yang memiliki biomassa berlimpah, terutama di sentra-sentra produksi padi dan ternak di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Bali, dan lain-lain[2]
Biogas sebagian besar terdiri atas gas metan yang dapat dibakar. Biogas merupakan hasil fermentasi bakteri metan di dalam kondisi anaerobik. Secara teknis pembuatan biogas tidak merupakan masalah.[3]
Bangunan utama dari instalasi biogas adalah digester yang berfungsi untuk menampung gas metan hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri. Jenis digester yang paling banyak digunakan adalah model continuous feeding dimana pengisian bahan organiknya dilakukan secara kontinu setiap hari. Besar kecilnya digester tergantung pada kotoran ternak yamg dihasilkan dan banyaknya biogas yang diinginkan. Lahannya yang diperlukan sekitar 16 m2. Untuk membuat digester diperlukan bahan bangunan seperti pasir, semen, batu kali, batu koral, bata merah, besi konstruksi, cat dan pipa prolon.
Setelah pengerjaan digester selesai maka mulai dilakukan proses pembuatan biogas dengan langkah langkah sebagai berikut:
1.      Mencampur kotoran sapi dengan air sampai terbentuk lumpur dengan perbandingan 1:1 pada bak penampung sementara. Bentuk lumpur akan mempermudah pemasukan kedalam digester
2.      Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan. Pada pengisian pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka agar pemasukan lebih mudah dan udara yang ada didalam digester terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang banyak sampai digester penuh.
3.      Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah digester penuh, kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi.
4.      Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi CH4 54% dan CO2 27% maka biogas akan menyala.
5.      untitledPada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara kontinyu sehingga dihasilkan biogas yang optimal.







Gambar 3.1 Unit pengolahan kotoran sapi menjadi biogas
Manfaat energi biogas adalah sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan dipergunakan untuk memasak kemudian sebagai bahan pengganti bahan bakar minyak (bensin, solar). Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman / budidaya pertanian.
B.       Solar
Solar energy atau tenaga surya adalah energi dari matahari, tanpa adanya energi dari matahari maka semua kehidupan di bumi akan berakhir. Energi matahari telah dipandang sebagai sumber energi yang dapat digunakan dalam jangka panjang selama bertahun-tahun karena sejumlah besar energi tersedia bebas, jika dimanfaatkan oleh teknologi modern maka akan dapat digunakan untuk berbagai keperluan dalam kehidupan sehari-hari.
mobil surya.jpgSebagai contoh dari adanya energi surya adalah penemuan mobil surya. Mobil surya adalah jenis kendaraan listrik yang menggunakan tenaga matahari sebagai sumber energinya. Energi matahari ditangkap dengan menggunakan panel cell surya, kemudian digunakan untuk menggerakkan motor listrik yang berfungsi untuk memutar roda agar dapat digunakan secara stabil. Mobil surya dilengkapi dengan tempat penyimpanan energi (energi storage).[4]




Gambar 3.2 Mobil energi surya yang telah berkembang di Amerika Serikat
C.       Bioetanol
Bioetanol (C2H5OH) merupakan salah satu biofuel yang hadir sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dan sifatnya yang terbarukan. Merupakan bahan bakar alternatif yang diolah dari tumbuhan yang memiliki keunggulan karena mampu menurunkan emisi CO2 hingga 18%, dibandingkan dengan emisi bahan bakar fosil seperti minyak tanah. Bioetanol dapat diproduksi dari berbagai bahan baku yang banyak terdapat di Indonesia, sehingga sangat potensial untuk diolah dan dikembangkan karena bahan bakunya sangat dikenal masyarakat. Tumbuhan yang potensial untuk menghasilkan bioetanol antara lain tanaman yang memiliki kadar karbohidrat tinggi, seperti tebu, nira, aren, sorgum, ubi kayu, jambu mete (limbah jambu mete), garut, batang pisang, ubi jalar, jagung, bonggol jagung, jerami, dan bagas (ampas tebu). [5]
Dari biomas yang banyak mengandung pati dapat dibuat alkohol. Alkohol merupakan bahan bakar yang baik. Dicampur dengan bensin ia dapat digunakan untuk bahan bakar mobil, sehingga dapat mengurangi konsumsi BBM.[6]
D.      Energi Alternatif Lain
a.    Biomas
Termasuk dalam biomas ialah semua bahan organik tumbuhan, seperti kayu, ranting, dan daun serat pati, gula dan getah susu yang terdapat dalam tubuh tumbuhan.
 Sebuah contoh populer perubahan biomas adalah gasohol ( suatu campuran 90% bensin dan 10% alkohol). Gula, jagung, gandum, kentang, sisa perkebunan, dan bahan-bahan lain dapat di ragi dan disuling untuk menghasilkan etanol. Metanol yang dibuat dari batu bara atau kayu juga dapat digunakan sebagai suatu bahan bakar alkohol.[7]
b.   Biofuel (energi nabati)
Tanaman yang dapat dikembangkan bio-fuel meliputi kelapa, kelapa sawit, enau/aren, jarak pagar, tebu, singkong/ ketela.
3.        Manfaat energi alternatif sebgai pengganti minyak bumi
Secara umum, energi alternatif memiliki manfaat diantaranya:
1.      Menghasilkan devisa suatu negara
2.      Menambah pengaman terhadap pasokan energi
3.      Mengurangi subsidi BBM
4.      Memperbaiki lingkungan
IV.   KESIMPULAN
1.      Energi alternatif merupakan istilah yang digunakan untuk semua energi yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional.
2.      Sumber-sumber energi alternatif seperti biogas, solar, bioetanol mampu dijadikan sebagai energi pengganti minyak bumi (sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui)
3.      Energi alternatif tersebut memiliki banyak manfaat atau keuntungan baik untuk penghematan BBM sendiri juga baik bagi lingkungan di masa yang akan datang.
V.      PENUTUP
Harapan di masa mendatang, bentuk-bentuk energi pengganti yang telah terbukti layak di gunakan dan siap dipakai tergantung kepada sumber daya manusia itu sendiri bagaimana mereka mampu mengolah sumber-sumber energi alternatif tersebut dengan baik, sehingga permasalahan minyak bumi tidak menjadi hal yang menakutkan bagi manusia .
                                                                                                                                       



[1] Otto Soemarwoto, Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan,( Jakarta: DJAMBATAN. 2004) , hal. 348-349
[2]  Wiliam J Cromie, ilmu Pengetahuan Populer Jilid 3 Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Energi, (Jakarta: Widyadara, 2005), hal

[3]Op cit, hal 351

[4] Puja Laksana, Ensiklopedi Bahan Bakar Nonminyak, (Semarang: Bengawan Ilmu, 2008), hal 53-54

5 op cit hal. 356
6 ibid, hal. 352
[7]Wiliam J cromie, Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 3 Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Energi, (Jakarta: Widyadara, 2005), hal. 284

MAKALAH - ANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM DALAM BIDANG PERTANIAN


ANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM DALAM
BIDANG PERTANIAN

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Taksiologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Lianah, M.Pd










Disusun oleh
Ghani Ghaffar G       (113811005)
Ahmad Naufal A       (113811008)
Lailatus Sa’adah        (113811012)


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011

ANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM DALAM BIDANG PERTANIAN

I.          PENDAHULUAN
Negara Indonesia merupakan negara yang terbentang luas area pertanian di seluruh daerah. Bukan hal yang aneh lagi jika mayoritas penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani. Bertani boleh dikatakan sebagai tatacara hidup sebagain besar rakyat Indonesia, yang telah memiliki latar belakang sejarah yang cukup lama. Menurut perkiraan kasar pada tahun 1973, dari 45.000.000 tenaga kerja di Indonesia, kurang lebih 30.000.000 adalah petani.[1] Maka dari itu, Peran para petani Indonesia sangatlah besar bagi kelangsungan hidup rakyat. Walaupun Indonesia masih selalu mengimpor beras dari luar negeri karena dengan kesediaan pangan yang dihasilkan para petani tidaklah mencukupi kebutuhan rakyat.
Dalam pertanian tak lepas dari faktor-faktor penyebab kelangsungan pertanian. Perubahan iklim merupakan salah satu dari faktor yang mempengaruhi berlangsungnya pertanian. Cuaca yang selalu berubah tiap waktu sangat mempengaruhi proses pertanian. Pengaruh udara pun mempengaruhi kesejahteraan tanaman dalam pertanian, baik berpengaruh langsung maupun tak langsung. Dalam makalah ini akan dipaparkan berbagai macam perubahan iklim yang ikut andil dalam proses berlangsungnya pertanian, dampak beserta antisipasi dari dampak yang disebabkan perubahan iklim dalam bidang pertanian.

II.       RUMUSAN MASALAH
1.        Apa pengertian perubahan iklim?
2.        Apa dampak yang disebabkan dari perubahan iklim dalam bidang pertanian?
3.        Bagaimana antisipasi terhadap perubahan iklim dalam bidang pertanian.

III.    PEMBAHASAN
1.      Pengertian Perubahan Iklim
ظَهَرَ الْفَسَا دُ فِى ا لْبَرِّ وَ الْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِ ى النَّا سِ لِيُذِ يْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِ يْ عَمِلُوْالَعَلَّهُمْ يَرْ جِعُوْ نَ (41) [سو ر ة الر و م ]
Artinya : “Telah tampak kerusakan didarat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar kembali (ke jalan yang benar)”.[2]
Berdasarkan ayat di atas, telah jelas bahwa jauh sebelum kerusakan lingkungan yang terjadi seperti saat ini, Allah melalui firman – Nya dalam Al – Qur’an telah memfirmankan bahwa kerusakan lingkuangan akan terjadi akibat dari ulah tangan – tangan manusia. Maha Besar Allah dengan segala firman – Nya.
Menurut undang  - undang nomer 23 tahun 1997 Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan mahkuk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahkluk hidup lainnya.[3]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, iklim memiliki arti keadaan hawa (suhu, kelembapan, awan, hujan dan sinar matahari) pada suatu daerah dalam jangka waktu yang agak lama (30 tahun).[4]
Iklim sendiri memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan di bumi baik bagi hewan, tumbuhan, dan manusia. Bagi dunia pertanian, iklim sangat menentukan keberhasilan usaha pertanian.
Pentingnya iklim bagi pertanian memang tidak dapat dipungkuri. Seperti yang disebutkan di atas, iklim berperan bagi keberhasilan pertanian itu sendiri. Namun, sayangnya, keadaan iklim saat ini sangat berbeda dengan keadaan pada masa dahulu. Saat ini, perubahan iklim sangat tidak bisa diprediksi.
Perubahan iklim sendiri memiliki makna berubahnya suatu keadaan cuaca pada daerah tertentu yang tidak seharusnya terjadi pada saat itu. Perubahan ini sendiri dapat disebabkan oleh berbagai macam hal yang akan dibahas pada materi bahasan berikutnya.

2.      Dampak yang disebabkan perubahan iklim dalam bidang pertanian
Perubahan iklim yang terjadi ini, diakibatkan oleh terjadinya efek rumah kaca yang menyebabkan suhu udara di bumi menjadi makin panas. Hujan asam juga merupakan salah satu jenis penyebab perubahan iklim bumi.
Sektor pertanian sangat sensitif terhadap variasi iklim. Kekeringan yang dialami 36 negara pada tahun 2008 mengguncang ketahanan pangan dunia. Prediksi musim panas tahun 2040-2060 "warmer than warmest on record" dari Science AAAS, 2009, menampilkan wilayah mana di dunia yang kemungkinan akan lebih panas di banding tingkat panas yang mungkin terjadi. Sementara itu, kenaikan suhu di Indonesia sendiri diprediksi mencapai 70-90%.
Di Indonesia sebagai Negara kepulauan yang terletak di daerah khatulistiwa termasuk daerah yang rentan terjadi perubahan iklim. Perubahan iklim tersebut berupa berubah-ubah nya pola curah hujan, kenaikan permukaan air laut, dan suhu udara. Hal tersebut menyebabkan dampak yang amat serius  yang dapat menyebabkan kejadian ekstrim yang berupa kekeringan dan banjir.
Akibat perubahan iklim ini, pada tahun 2050 Asia meliputi Asia Tenggara (Indonesia masuk di dalamnya) dapat diperkirakan akan mengalami kekurangan pangan sebesar 125 juta metrix ton. Tantangan ini menjadi semakin besar bagi Indonesia, dengan adanya fakta bahwa lima tahun terakhir telah terjadi penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) dari 115 menjadi 98. Bahkan data dari International Fund Of Agriculture Development (IFAD) menunjukkan 75% dari 1,2 Milyar orang miskin berada di perdesaan/pertanian.
Di Indonesia, perubahan iklim ini akan menyebabkan:
a. Seluruh wilayah Indonesia mengalami kenaikan suhu udara, dengan laju yang lebih rendah dibanding wilayah subtropis;
b.  Wilayah selatan Indonesia mengalami  penurunan curah hujan, sedangkan wilayah utara akan mengalami peningkatan curah hujan. Perubahan pola hujan tersebut menyebabkan berubahnya awal dan panjang musim hujan.
3.      Antisipasi perubahan iklim bidang pertanian
Perubahan iklim dalam bidang pertanian menyebabkan banyak kerugian khusus nya kepada petani. Petani kesulitan untuk menanam tanaman yang cocok dengan keadaan iklim atau cuaca, karena iklim yang saat ini terjadi sangat tidak menentu dan sering berubah-ubah. Ituah yang jadi pembahasan saat ini, bagaimana antisipasi atau solusi alternatife dalam mengatasi perubahan iklim pada bidang pertanian.
Strategi antisipasi dan teknologi adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan aspek kunci yang harus menjadi rencana strategis dalam rangka menyikapi perubahan iklim. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan pertanian yang tahan (resilience) terhadap variabilitas iklim saat ini dan mendatang.
Upaya sistematis dan terintegrasi, serta komitmen dan tanggung jawab bersama yang kuat dari berbagai pemangku kepentingan sangat diperlukan guna menyelamatkan sektor pertanian.
Salah satu contoh strategi adaptasi yang coba  dikembangkan yakni penggunaan tanaman transgenik yang dapat tumbuh di lahan kering karena tidak perlu pembajakan sehingga mengurangi penggunaan bahan bakar. Tanaman transgenic adalah tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda atu makhluk hidup lainnya.
Penggabungan ini bertujuan untuk mendapat tanaman dengan sifat yang diinginkan. Sifat – sifat yang biasa direkayasa adalah sifat tahan akan serangan hama, tahan terhadap suhu ekstrim, lebih cepat berbuah, menghasilkan buah yang bagus dan juga berkualitas.
Selain strategi adaptasi tersebut, perlunya pemahaman yang baik terhadap fenomena dan dampak perubahan iklim global pada sektor pertanian dan strategi antisipasi yang harus dilakukan dalam menanggulangi dampak perubahan iklim, terutama kekeringan dan banjir perlu adanya :
v   Standard Operating Procedure (SOP) tentang informasi perubahan iklim serta mekanisme penyampaiannya kepada para pelaku pertanian (terutama petani).
v  Sekolah Lapang Pertanian (SLP) yang terintegrasi untuk berbagai aspek seperti pengelolaan informasi iklim atau air, pengendalian hama terpadu, agribisnis, dan lain-lain.
Di bidang pertanian, prosedur yang umum adalah lebih ditekankan adanya upaya mengatur iklim dari pada mengubahnya.[5]Modifikasi temperature juga dapat dilakukan. Hanya saja, biaya yang dibutuhkan sangat mahal. Sehingga pilihan penanggulangan melalui modifikasi temperature pun tidak begitu diminati.


IV.    KESIMPULAN

وما خلقنا السّما ء والارض وما بينهما با طلا ذلك ظنّ الذ ين كفروافويل للّذين كفروامن النّا ر
Artinya: “ Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dengan sia – sia. Itu anggapan orang – orang kafir, maka celakalah orang – orang yang kafir itu karena mereka akan masuk neraka”.[6]
Berdasar surah di atas, maka jelas bahwa Allah menciptakan alam semesta ini tidak sia – sia. Semua yang diciptakan – Nya pasti bermanfaat bagi manusia. Dan kita sebagai khalifah di bumi, sudah sepantasnya menjaga dan menfaatkan semua alam semesta ini dengan bijak.
Kerusakan alam atau perubahan iklim yang terjadi saat ini telah difirman kan oleh Allah jauh sebelum hal tersebut terjadi. Kerusakan dan perubahan alam ini pun juga akibat oleh ulah tangan manusia.
Dalam mengantisipasi perubahan iklim ini dapat dilakukan dengan berbagai macam hal. Antara lain dengan menbuat dan menggunakan tanaman transgenic dalam pertanian. Sehingga meski perubahan iklim telah terjadi, hal ini tidak lah berpengaruh pada pertanian.


V.       PENUTUP
Demikian makalah ini kami susun. Pemakalah sadar bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke - 3. Jakarta: Balai Pustaka.
Sastrawijaya, A. Tresna, M.Sc. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Soeriaatmadja, R.E. 1997. Ilmu Lingkungan. Bandung: Penerbit ITB.
Sunarso, Indri, Puryadi, Aris Fitriyana, Robani, Jupri. 2005. Pengetahuan Geografi untuk SMP / MTs Kelas VII. Semarang: CV. ANEKA ILMU.
Yulipriyanto, Hieronymus. 2010. Biologi Tanah dan Strategi Pengolahannya. Yogyakarta: Graha Ilmu.


[1] R.E. Soeriaatmadja, Ilmu Lingkungan, (Bandung : Penerbit ITB, 1997), hlm. 42
[2] QS: AR-RUM / 30: 41
[3] Indri Sunarso, Puryadi, Aris Fitriyana, Robani, Jupri. Pengetahuan Geografi untuk SMP / MTs Kelas VII. (Semarang: CV. ANEKA ILMU,2005) hlm. 101
[4] Hasan Alwi. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke - 3. (Jakarta: Balai Pustaka, 2005)
[5] Hieronymus Yulipriyanto. Biologi Tanah dan Strategi Pengolahannya. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010) hlm.41
[6] QS SHAD / 38: 27

 
Dunia Hijau © 2012 | Designed by LogosDatabase.com, in collaboration with Credit Card Machines, Corporate Headquarters and Motivational Quotes